Selasa, 28 September 2010

Kondektur Amatir yang Menjengkelkan ( Curhat )

Pernah mengalami kejadian yang menjengkelkan dalam sebuah bus?Saya yakin diantara teman-teman yang membaca ini ada juga yang pernah mengalami hal yang sama seperti saya.Atau mungkin dengan kisah yang beda,tetapi dengan latar yang sama.Kisah ini terjadi ketika saya hendak balik dari Rembang ke Jombang.
Kebetulan saya sendirian ,tidak ditemani oleh siapapun.Rute dari Rembang membutuhkan transit terlebih dahulu.
Untuk mempersingkat waktu perjalanan , saya memilih Tuban sebagai kota tujuan transit.Karena akan lebih cepat untuk sampai di Jombang.Dibandingkan saya memilih transit ke Surabaya,bisa rugi hingga dua jam,itupun kalo tidak macet.
Selain hemat waktu juga hemat dana,juga lebih efektif untuk menghindari kemacetan.Untuk melakukan perjalanan dari Rembang menuju Tuban , biasa saya menaiki bus antar provisinsi jurusan Semarang - Surabaya.Perjalanan dari Rembang ke Tuban aman dan lancar.Kebetulan bus dalam kondisi agak sepi,jadi bebas memilih bangku untuk duduk.Perjalanan ditempuh kurang lebih selama dua jam 30 menit.Bus melaju dengan kecapatan normal,karena kalau melaju dengan cepat,waktu tempuh hanya dua jama saja.Sedangkan bila busnya lelet dan macet,perjalanan bisa saja ditempuh dengan waktu  3jam bahkan lebih.
Saat bus sudah memasuki terminal Tuban,sang kondekturpun mulai memberi syarat agar penumpang yang hendak turun untuk bersiap-siap.Saya pun bersiap untuk turun.Setelah turun dari bus,belum juga istirahat.Para kondektur yang ada di terminal Tuban sudah menghampiri dan menanyai Saya.
"Hendak kemana Neng?"ucap salah satu pemuda dengan perawakan kecil,kulit kecoklatan ,rambut ikal.
Dengan santai saja saya menjawab : " Jombang , Bang ".
Tanpa berkata lagi ,langsung dibawa tas baju yang saya bawa.Sambil berjalan dan membopong tas saya , akhirnya dia berkata ,"mari neng ,bus ini turun Jombang".
Saya pun mengikuti saja abang kondektur tersebut,kebetulan bus yang dituju benar bus menuju ke Jombang.
Ternyata bus masih kosong,belum ada satupun penumpang.Saya adalah penumpang pertama.Pastinya akan lama,pikir saya.Karena seperti biasa,kalau bus atau angkota umum dalam kondisi kosong,mereka akan menunggu penumpang terlebih dahulu hingga terpenuhi oleh penumpang.Menunggu hampir lima menit , akhirnya datang satu penumpang laki-laki.Dia memilih duduk paling depan,disebelah sopir.Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit,sopir memutuskan untuk jalan.Berharap ada penumpang yang naik disepanjang jalan menuju ke Jombang nantinya.Bermodal dua penumpang , akhirnya bus yang saya naiki melaju.
Tepat juga feeling Pak Sopir,ternyata banyak penumpang yang naik dari tepi jalan.Penuh juga bus tersebut,bahkan beberapa penumpang ada yang berdiri.Tapi tidak semua penumpang turun di kota Jombang.Beberapa  ada yang turun masih dalam lokasi Tuban , ada turun Lamongan , Babat dll.
Sudah hampir satu jam bus berjalan,akhirnya bus berhenti di Pasar Babat,Lamongan.Cukup lama bus berhenti untuk mencari penumpang.Karena jenuh juga menunggu bus yang lama mencari penumpang,saya ingin membeli oleh-oleh terlebih dahulu.Wingko,ya benar,oleh-oleh khas Babat  "Wingko Babat".tak ada satupun pedagang wingko yang masuk ke bus yang saya tumpangi.Heran juga sich,biasanya tiap ada bus berhenti disana ,para pedagang wingko langsung menyerbu masuk kedalam bus.Untuk menawarkan wingko yang mereka jual.
Daripada menunggu ,akhirnya saya putuskan untuk turun dahulu dan membeli wingko ke pedagang yang ada disana.Sebelum turun saya pun sempat menawari penumpang yang ada disebelah saya,mungkin dia titip sekalian.Dengan halus dia menolak.Sempat juga saya pesan kepada pak sopir dan kondektur,kalau saya hendak turun sebentar untuk membeli wingko.Khawatir , takut nanti ditinggal oleh bus yang saya naiki.Setelah Pak sopir mengiyakan,sayapun bergegas turun dan membeli wingko di sebuah kios kecil yang ada disana.Hanya sebentar saya membeli wingko,setelah dibungkus dan proses pembayaran selesai,saya pun bergegas kembali ke bus.Kagetnya,tempat duduk yang saya duduki tadi hendak diduduki oleh orang lain.Spontan saya pun marah kepada kondektur,karena kondektur yang mempersilahkan penumpang tersebut duduk di bangku saya.Hehehe....Kok enak banget ngomongnya kondektur itu,dia bilang saya mengalah saja.Dia bilang,penumpang baru itu turun Jomban,tujuannya jauh..Bener-bener jengkel rasanya,saya kan turun jombang juga.Trus disuruh berdiri gitu?Dasar kondektur gembleng,pikirku.Tanpa ambil pusing daripada saya disuruh berdiri,lebih baik saya turun dan saya meminta kondektur itu mengembalikan ongkos saya yang dari Tuban tadi secara utuh.Mana tarifnya sudah dinaikkan,itupun saya sudah tidak protes.Ini malah disuruh berdiri , hanya untuk cari penumpang baru.Lagipula itukan salahnya kondektur,jelas ada tasnya ,kenapa diberikan ke penumpang lain.lagipula saya keluar juga izin.Memang kondektur aneh.Dari raut wajahnya,terlihat kondektur  tersebut keberatan dengan syarat saya.Dia  nampak bingung,mungkin juga takut diomeli penumpang yang hendak menduduki bangku saya.
Mendengar ada ribut - ribut , Pak sopir akhirnya turun tangan,memarahi sang kondektur.Saya pun ngotot,kalo uang tidak dikembalikan penuh saya akan tetap menduduki bangku itu.Sambil memaki juga sech,buat apa tadi di Tuban saya ditarik-tarik naik bus ini kalo hanya untuk kata mengalah.Sudah capek dari Rembang,belum juga nyampek Jombang,malah mau ditambah capek lagi dengan berdiri.Perang-perang dech...
Bingung banyak yang memarahinya,sang kondektur pun akhirnya berkata kepada penumpang yang duduk dibangku sebelahku untuk mengalah.Kebetulan penumpang itu tujuannya deket,masih di kawasan Babat.
Dengan mengalahnya penumpang dibangku sebelah saya , akhirnya perang pun berakhir.Saya bisa duduk lagi di bangku saya,penumpang baru tersebutpun duduk di bangku sebelah saya.Meski bersebelahan,disepanjang perjalanan menuju Jombang , selama kurang lebih satu setengah jam kami tak tegur sapa sama sekali.Saya masih jengkel dengan penumpang itu.Sok ikut ngeyel,apalagi sama kondekturnya , tambah lebih jengkel.Untung bus segera sampai di Jombang.Lega rasanya,terbebas dari kondektur amatir.Heran juga sech,biasanya saya juga tidak suka berdebat didepan umum seperti itu.Apalagi sampek ngotot dan ngeyel.Mungkin karena kondekturnya yang terlewat tidak profesional dalam pekerjaannya.Seharusnya meskipun hanya seorang kondektur,dia kan harus tanggung jawab,konsisten dalam pekerjaann..Agar penumpang juga merasa aman dan nyaman.Trus apa gunanya semboyan :" Kenyamanan Anda Adalah Kebahgiaan Kami ".
Semoga kalo berpergian,tidak bertemu dengan kondektur amatir seperti itu lagi.Cukup satu kali saja.
Amin...





.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar